Peranan Gizi pada Anemia Ibu Hamil
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang sampai saat ini masih terdapat di Indonesia yang dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Pada tahun 2003 Online Republika memaparkan bahwa angka kematian pada bayi dan ibu hamil masih sangat tinggi. Angka kematian bayi pada saat kelahiran mencapai 39 per 1000 kelahiran. Sedangkan angka kematian ibu melahirkan mencapai 307 per 100.000 kelahiran.
Seperti Negara berkembang lainnya, di Indonesia anemia disebabkan karena defisiensi zat gizi mikro. Zat gizi mikro adalah zat-zat gizi yang di butuhkan tubuh dlam umlah yang kecil. Meskipun demikian, zat gizi mikro memiliki peranan penting dalam memaksimalkan fungsi-fungsi fsiologisnya, terutama bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Faktanya, selama kehamilan dan menyusui, kekurangan mikronutrien sering terjadi karena disebabkan oleh kebutuhan zat gizi yang meningkat baik bagi ibu, maupun janin yang sedang bertumbuh dan berkembang dalam kandungan. Kekurangan zat gizi mikro juga merupakan penyebab terbanyak zat defisiensi zat besi.
Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di Negara sedang berkembang, ketimbang Negara yang sudah maju. Organisasi Kesehatan Dunia prevalensi anemia pada wanita mengatakan bahwa 43% wanita di Negara berkembang terkena anemia jenis ini, dan 12% dari Negara maju.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana peranan penting Gizi pada Anemia Ibu Hamil ?
C. Tujuan
Makalah ini di buat penulis dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga medis dapat memahami keterkaitan atau peranan Gizi pada Anemia Ibu Hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia Pada Ibu Hamil
Saat menjalani masa kehamilan, biasanya seorang calon ibu sering mengalami anemia. Ketika anemia menyerang, itu menandakan bahwa darah sang ibu tidak memiliki asupan sel darah merah yang cukup untuk membawa oksigen ke dalam jaringan. Karena selama menjalani masa kehamilan, tubuh akan terus menyangga pertumbuhan si bayi dalam perut sehingga tubuh sangat membutuhkan lebih banyak sel darah merah agar tubuh tetap kuat dan sehat.
Anemia pada ibu hamil sangatlah normal jika masih menderita anemia ringan, tapi dalam beberapa kasus banyak ibu hamil yang mungkin mengalami anemia yang cukup serius akibat rendahnya kadar zat besi ataupun vitamin atau dari beberapa alasan lainnya. Efeknya adalah membuat tubuh Anda menjadi lelah dan lemah tak berdaya, jika hal ini terjadi secara signifikan dan tidak segera diobati, maka dapat mengakibatkan komplikasi yang cukup serius, seperti lahir dengan kondisi bayi prematur.
Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data bahwa cakupan pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun 2008), namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% (tahun 2007) menjadi 48,14% (tahun 2008) (Depkes, 2008). Menurut WHO (1972), anemia pada kehamilan terjadi jika kadar hemoglobin kurang dari 11 mg/dL (Basu,2010). Sedangkan menurut CDC (1998), anemia terjadi pada ibu hamil trimester 1 dan 3 jika kadar hemoglobin kurang dari 11 mg/dL sedangkan pada ibu hamil trimester 2 jika kadar Hb kurang dari 10,5 mg/dL (Lee,2004).
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
Anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, terutama besi, vitamin B12, asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari berbagai kondisi seperti pendarahan, kelainan genetik penyakit kronik atau keracunan. Pada kehamilan, tubuh kekurangan beberapa zat gizi maka akan terjadi anemia (Hoffbrand, 2005). Anemia sebagai akibat kekurangan gizi disebut anemia gizi, yang sebagian besar disebabkan kekurangan besi yang lazim disebut anemia gizi besi (Narins, 1992).
Pada masa kehamilan, mungkin anemia tidak menimbulkan gejala yang cukup jelas. Tetapi banyak juga diantara gejala yang dirasakan seorang ibu hamil saat menjalani masa kehamilan. Untuk itu pastikan untuk menjalankan tes darah yang rutin saat melakukan pemeriksaan kehamilan agar anemia dapat dianalisa secepat mungkin. Adapun gejala yang paling umum dari anemia selama kehamilan adalah sbb :
• Kulit, bibir, dan kuku akan pucat.
• Pusing.
• Sesak nafas.
• Merasa lelah dan lemah.
• Detak jantung yanga begitu cepat.
• Sulit untuk konsentrasi.
Ada beberapa jenis anemia yang sering dialami oleh seorang ibu hamil, untuk itu ketahui dulu mengenai penyebab, gejala, dan cara mencegah anemia pada masa kehamilan :
1) Anemia difesiensi zat besi
Anemia jenis ini diderita ibu hamil ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi yang dapat menghasilkan hemoglobin (salah satu protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru-paru dan disebarkan ke seluruh tubuh) dalam jumlah yang cukup.
2) Anemia difisiensi folat
Folat atau sering disebut asam folat termasuk kedalam kelompok vitamin B. Folat sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk sel-sel baru, termasuk sel darah merah yang sehat. Karena selama masa kehamilan, ibu hamil sangat membutuhkan folat tambahan, karena jika tidak mendapatkan cukup folat tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang normal yang cukup kuat untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh, sehingga dapat beresiko mengalami beberapa jenis cacat lahir.
3) Anemia difisiensi vitamin B12
Saat hamil tubuh juga membutuhkan vitamin B12 untuk membantu pembentukan sel darah merah yang sehat. Karena jika tidak, tubuhnya tidak dapat memproduksi cukup sel darah merah yang sehat sehingga dapat beresiko mengalami beberapa jenis cacat lahir.
Masalah gizi banyak ditemui pada golongan ibu hamil, misalnya Kurang Kalori Protein(KKP), anemia gizi, defisiensi vitamin A dan yodium. Gizi diperlukan oleh tubuh manusia untuk kecerdasan otak dan kemampuan fisik. Masalah gizi lebih sering terjadi pada kelompok masyarakat di daerah pedesaan yang mengkonsumsi bahan pangan yang kurang baik jumlah maupun mutunya.. Akibatnya penyakit kekurangan gizi pada ibu masih cukup tinggi. Sebagian besar masalah disebabkan oleh faktor ekonomi dan pendidikan keluarga, namun tidak dipungkiri bahwa faktor sosial budaya mempengaruhi secara nyata gambaran menyeluruh masalah gizi di daerah pedesaan. Sikap dan kepercayaan ibu hamil pada budaya leluhur yang mengatakan bahwa selama hamil dilarang makanan tertentu karena akan mengakibatkan kelainan pada anak yang dikandungnya masih sangat dipercaya dan ditakuti. Rendahnya pengetahuan ibu hamil mengenai manfaat zat–zat gizi pada makanaan akan sangat berpengaruh dengan cara pengolahan dan penyusunan menu makanan sehingga gizi yang diharapkan tidak didapatkan. Ibu hamil harus menerapkan menu empat sehat lima sempurna ( Dep. Kes. RI, 1989: 12 ).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa perkembangan otak berlangsung pesat pada saat janin berada dalam kandungan ibu. Kekurangan gizi pada masa kehamilan akan menyebabkan bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang mempunyai resiko tinggi terhadap kematian bayi atau lebih lanjut mengalami pertumbuhan dan perkembangan dibawah normal. Angka bayi lahir hidup dengan BBLR adalah sekitar 8,2% (www. Republika Online, 2003: 2)
Kekurangan berbagai macam zat gizi selama kehamilan akan mempengaruhi status gizi ibu hamil. Kenaikan berat badan yang rendah selama kehamilan dan Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kurang gizi pada ibu hamil yang merupakan penyebab langsung retardasi pertumbuhan intra uteri. Status gizi yang buruk memberikan kontribusi pada tiga penyebab kematian ibu yang utama yaitu perdarahan 40-60%, toksemia gravidarum 20-30% dan infeksi 20-30% (Nadesul, 1997: 17).
TIPS UNTUK IBU HAMIL
Menjadi ibu hamil membawa banyak perubahan keseharian. Salah satu perubahan yang cukup besar adalah perubahan pola makan. Berikut beberapa tips mengenai pola makan bagi ibu hamil:
1. Mengkonsumsi makanan dengan jumlah lebih banyak dari piramida makanan bagian bawah. Kemudian tambahkan dengan sayuran dan protein, buah, produk susu, dan terakhir makanan berlemak. Dengan konsep paramida, makin ke bawah, makin besar kebutuhan yang harus dipenuhi setiap harinya.
2. Menu yang bervariasi pada makanan sangat penting. Hal ini membantu mendapatkan kebutuhan vitamin dan mineral dari makanan yang anda konsumsi. Variasi menu juga membantu mencegah kebosanan.
3. Bawalah selalu air putih. Minum air dalam jumlah cukup dapat membantu kehamilan sehat. Dengan cukup air, kulit ibu lebih sehat (lebih elastis), serta dapat mengurangi gejala kehamilan umum seperti sembelit, bengkak, dan sebagainya. Minum cukup 8 gelas air sehari. Minuman lain seperti soda, kopi tidak boleh dihitung sebagai perhitungan 8 gelas air.
4. Makanlah dalam jumlah sedikit jika anda memiliki masalah mual atau muntah atau pengurangan ruang di perut ketika hamil. Mengkonsumsi makanan dalam jumlah kecil (namun sering) dapat membantu mengatur kadar gula darah yang membuat anda merasa nyaman dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
5. Selalu ingat bahwa penambahan berat badan saat kehamilan merupakan bagian penting dari kehamilan. Hindari diet ataupun pantang pada makanan tanpa berdiskusi dengan praktisi kesehatan anda. Makan baik selama kehamilan dapat memastikan pertambahan berat badan dan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan selama hamil.
6. Vitamin maupun suplemen tidak dimaksudkan untuk mengganti asupan makanan anda selama kehamilan. Suplemen dan vitamin dimaksudkan untuk membantu mencukupi kebutuhan yang diperlukan ibu hamil. Anda bisa saja mengkonsumsi banyak vitamin, namun beberapa vitamin (seperti vitamin A) dalam jumlah besar dapat menyebabkan kecacatan. Pastikan anda memberitahukan suplemen vitamin kepada praktisi kesehatan.
Yang perlu diingat adalah bahwa mengkonsumsi makanan selama kehamilan untuk dua orang (ibu dan si jabang bayi) bukan berarti jumlah makanan tidak terkontrol. Yang penting adalah kandungan makanan dalam jumlah yang cukup. Semoga kehamilan anda berjalan lancer
Pemenuhan gizi ibu hamil adalah yang terpenting pada masa kehamilan. Dengan mendapatkan gizi yang seimbang dan baik, ibu hamil dapat mengurangi resiko kesehatan pada janin dan sang ibu. Oleh sebab itu, memperhatikan asupan makanan dan juga nutrisi sangat penting dilakukan oleh ibu hamil maupun keluarganya. Gizi ibu hamil sebetulnya tidak jauh dari gizi untuk pola makanan sehat. Hanya saja, adanya janin di kandungan mengharuskan ibu hamil ekstra hati-hati dalam mengkonsumsi. Misalnya, kopi atau teh yang tidak berdampak langsung pada seorang wanita, tetapi pada ibu hamil akan mengurangi asupan zat besi bagi janin.
Ibu hamil yang kekurangan gizi dapat mengakibatkan terjadinya keguguran, bayi lahir prematur, kematian janin, kelainan sistem syaraf pusat bayi maupun perkembangan yang tidak normal. Selain memperhatikan asupan makanan pada gizi ibu hamil, ibu hamil juga perlu memperhatikan anjuran untuk tidak melakukan program diet, meminum minuman beralkohol dan kafein, maupun obat-obat herbal (jamu) tanpa konsultasi dokter. Sedangkan untuk olahraga, ibu hamil tetap dapat melakukannya dengan pantauan dokter. Yang penting dalam pemenuhan gizi ibu hamil bukan pada kuantitasnya, tetapi kualitas dan keseimbangan komposisi yang cukup.
BAB IV
KESIMPULAN
Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi sedikitnya dua gelas susu sehari atau kalau tidak, santaplah hasil produksi ternak lainnya. Ingat, keanekaragaman bahan makanan merupakan kunci dari menu makanan bergizi seimbang. Kebutuhan kalori mudah didapat dari tambahan porsi biji-bijian, sayuran, buah dan susu rendah lemak. Jika ibu baru mengonsumsi menu bergizi setelah beberapa minggu kehamilan, diharapkan keterlambatannya tidak melampui masa trimester II yang merupakan masa pertumbuhan janin terbesar. Bagi ibu hamil sebenarnya tidak ada makanan yang benar-benar harus dihindari, kecuali alkohol. Namun bila ibu mengalami keluhan mual-muntah, maka ia tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang dapat merangsang keluhan mual-muntahnya. Selanjutnya, apabila ibu hamil telah mengonsumsi menu makanan sesuai anjuran, maka camilan tanpa kalori boleh-boleh saja dikonsumsi seperti agar-agar, gelatin dan sejenisnya. Selain alkohol, kopi juga tidak dianjurkan diminum selama hamil karena kurang mengandung zat gizi dan kemungkinan memberikan efek negatif walau hal ini masih diperdebatkan. Merokok aktif maupun pasif juga harus dihentikan karena berkaitan dengan tingginya risiko keguguran, bayi lahir meninggal, lahir prematur, ataupun lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2.500 gram).
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Ridwan, Ermawati Syam, Rusnah, Septi Tolanda, Irma Damayanti. 2007. Anemia Defisiensi Zat Besi pada Ibu Hamil di Indonesia (Evidenced Based). Diakses tanggal 10 Mei 2012. http://ridwanamiruddin.wordpress.com
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/06/08/upaya-perbaikan-gizi-dimulai-dari-ibu-hamil-guna-melahirkan-bayi-yang-sehat/
http://www.e-bookspdf.org/download/jurnal-anemia-ibu-hamil.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar